Sabtu, 21 November 2009

Selamat bergabung, Pasca UMM 09

Selamat bergabung. Silahkan meninggalkan alamat blog masing-masing dengan cara memberi komentar yang berisi alamat blog anda.

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 20 November 2009

Seputar Blogging

Menulis untuk konsumsi online berbeda dengan menulis dengan tujuan media lainnya. Salah satu piranti yang tersedia untuk menyajikan tulisan secara online adalah weblog, atau biasa disebut dengan blog. Melalui blog kita bisa dengan leluasa, mudah, dan murah (seringkali gratis) untuk menyuarakan pandangan unik kita dan berbagi info atau pengalaman kepada dunia. Tentu, kalau kita niatkan untuk mengajak orang lain membuat hidup menjadi lebih baik akan menjadi ibadah yang tak pernah putus.


Blog pada dasarnya adalah situs web yang dibangkitkan oleh seorang pengguna dimana entri disajikan dengan gaya jurnal dan ditampilkan secara kronologis terbalik (yang terbaru ditampilkan yang terawal). Suatu blog dapat mengkombinasikan teks, gambar, dan tautan ke blog lain, halaman web, atau media lain yang terkait dengan topiknya. Kebanyakan blog bersifat tekstual dan merupakan bagian dari jaringan media sosial yang lebih luas.
Berikut ini beberapa poin info dan tips tentang blog.


Info 1. Jadi, apakah blog itu?


  • Suatu jurnal online (sebagaimana “publikasi periodik – periodicals”)

  • Aplikasi web (sebagaimana sebuah “program”

  • Mudah digunakan (semudah webmail)

  • Komunikatif

  • Syndicated (RSS, ATOM)

  • Link aware (Trackback)

  • Komentar

  • Searchable oleh mesin-mesing pencari

  • Boleh memuat pandangan dan pendapat subyektif

  • Bisa mempengaruhi budaya dan media mainstream

Info 2. Apa yang “tidak” tentang blog?



  • Blog bukanlah “sekedar situs web”

  • Blog tidak memerlukan penyuntingan atau pendalaman

  • Blog tidak menyediakan privasi

  • Anonim mutlak hanyalah mitos melaka, jadi tidak pernah ada.

  • Blog bukanlah novel – jadi buatlah ringkas dan setiap post hanya memuat satu topik tunggal.

Info 3. Mengapa blog berbeda dengan situs web?



  • Kemudahan publikasi

  • Discoverability (ping dari weblogs.co atau technocrati atau server ping lainnya)

  • Conversationality (telusur balik atau as-they-happen, atau menjadi bagian dari

  • Technocrati dan mesin pencari blog lainnya).

  • Linkability (Semua post memiliki permalink)

  • Syndicatability (Semua konten bisa tersedia melalui RSS)

  • Commentability (Semua post bisa dikomentari)

Info 4. Jenis-jenis blogging



  • Web log, menyediakan fasilitas untuk mempublikasikan komentar atau berita dengan subyek tertentu atau menjadi semacam buku harian pribadi yang online.

  • Blog kolaboratif – Jenis ini mempublikasikan posting yang ditulis oleh beberapa orang. Kebanyakan blog kolaboratif yang terkenal merupakan kesatuan dari penulis-penulis dengan tema yang sama.

  • Blog korporat – Blog korporat merupakan piranti publikasi yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuannya. Walaupun terdapat berbagai jenis blog korporat, mereka dapat dikelompokkan menjadi blog untuk keperluan internal dan eksternal.

  • Blog politik – Merupakan blog yang kontennya membahas issue-issue politik. Pada masyarakat demokratis hak untuk mengkritik pemerintahan tanpa rasa takut merupakan elemen penting dalam kebebasan berbicara, dan blog dapat menjadi sarana tersebut.

  • Flog – Merupakan piranti pemasaran yang dirancang oleh perisahaan periklanan profesional untuk mempromosikan suatu produk secara online.

  • Splog – Merupakan situs blog yang secara khusus dirancang untuk mendukung situs web tertentu agar meningkatkan peringkatnya dalam mesin pencari.

Info 5. Variasi Blog



  • Photoblog – Sarana untuk berbagi dan mempublikasikan foto dalam format blog. Penggunaan dan fokusnya lebih pada fotografi daripada teks.

  • Videoblog – Sering disebut dengan vlog atau video podcast. Merupakan blog yang menyediakan fasilitas untuk berbagi video. Sebagaimana blog, posting biasanya diurutkan kronologis secara LIFO (last in first out) dan dikombinasikan dengan embedded video atau tautan video untuk mendukung teks, gambar, dan metadata lainnya.

  • Audioblog – sering disebut dengan podcast, merupakan syndication feeds yang mendistribusikan file media digital melalui Internet untuk dimainkan pada player media portable atau komputer pribadi.

Tips 1. Segeralah mulai!



  • Semua orang bisa jadi blogger – termasuk anda.

  • Tidak ada kendala untuk memulai (Zero barrier to entry)
    - Teknologi tidak lagi menjadi kendala untuk memulai blogging
    - Biasanya gratis, dan yang pasti murah.
    - Semua jenis host blog akan membantu anda menjadi seorang blogger

  • Saya menggunakannya untuk mendukung pembelajaran pada kelas-kelas yang saya ampu.

Tips 2. Dimana saya bisa blogging?


Ada banyak situs yang menyediakan layanan blog, kebanyakan tidak memungut biaya. Beberapa di antaranya:



Selain itu anda juga bisa membuat blog sendiri menggunakan perangkat lunak yang bisa anda download. Untuk melakukan hal tersebut anda memerlukan host web sendiri, mungkin gratis dan mungkin juga berbayar. Perangkat lunak yang tersedia banyak, antara lain, Drupal, Joomla, dan WordPress.

Tips 3. Bagaimana blog yang baik?



  • Ringkas

  • Update dilakukan secara teratur,

  • Cukup sekali posting dalam seminggu.

  • Tidak perlu malu-malu.

  • Tegas, mengungkapkan pendapat dan pandangan anda.

  • Berikan lebih dari yang anda diterima

Tip 4. Membangun reputasi.


Reputasi blogger berarti prestis dan pengaruh. Beberapa teknik berikut bisa diterapkan.



  • Tautan timbal-balik

  • Blogroll dan blogrolling

  • Sitasi

  • Komentar

  • Ping ke ping-server

  • Press release

  • Etika ber-email

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 12 November 2009

Pelatihan TIK untuk Guru di Bolaang Mongondow

Tanggal 8 November kemarin saya berkesempatan untuk memberikan pelatihan penggunaan TIK untuk pembelajaran yang aktif, kretif, efektif, dan menyenangkan di Kotamobagu. Pelatihan tersebut diikuti oleh guru-guru dari berbagai daerah di Sulawesi Utara. Sungguh mengharukan melihat semangat para guru tersebut untuk mendapatkan hal-hal baru yang dapat digunakannya untuk memperbaiki pembelajarannya. Sebagian besar dari mereka harus menempuh waktu perjalanan berjam-jam untuk bisa datang ke tempat pelatihan.





Tantangan terbesar dalam pelatihan ini adalah, bagaimana menjadikan sekian banyak orang dengan latar belakang ketrampilan TIK yang beragam mampu menguasai hal-hal teknis terkait komputer dalam waktu hanya 10 jam. Sebagian besar dari peserta justru merasa penguasaan komputernya kurang mencukupi untuk bisa mengadaptasi teknik-teknik yang saya demonstrasikan. Hal seperti ini memang sudah saya perkirakan, karena ini adalah pelatihan saya yang ke dua di Sulawesi Utara. Berikut adalah beberapa pendekatan yang saya pilih dalam memberikan pelatihan tersebut.


  • Menghindari untuk mengajarkan klikologi - ilmu klik ini klik itu. Pembelajaran klikologi untuk mengenalkan penggunaan TIK memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain peserta akan mudah terjebak dalam teknis mengklik dan kehilangan fokus pada bagaimana menggunakannya di kelas miliknya. Belum lagi bahwa versi perangkat lunak yang digunakan berbeda-beda. Mengajarkan prosedur klik berdasar satu versi akan membingungkan peserta yang menggunakan versi yang berbeda.

  • Lebih banyak mendemonstrasikan contoh-contoh. Dengan contoh yang banyak dan beragam diharapkan bisa menginspirasi peserta tentang bagaimana menggunakan TIK untuk kegiatan pembelajaran. Contoh-contoh juga bisa menarik fokus peserta agar mereka melihat lebih banyak kemungkinan penggunaan TIK untuk mendukung tugasnya sehari-hari.

  • Memotivasi agar dengan segera menggunakan contoh yang didemostrasikan. Untuk keperluan ini, file-file contoh dibagikan kepada para peserta. Motonya adalah: melihat, mengubah, menggunakan. Setelah mereka melihat demonstrasi, mereka didorong untuk mengubah file contoh agar sesuai dengan keperluannya sendiri. Ketika mereka mulai mengubah file contoh itulah mereka mulai mengadaptasi teknik klik-nya. Jika motivasinya sangat besar, ia akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan prosedur klik. Untuk memperkuat motivasi ini, kepada peserta diharuskan untuk bekerja mandiri menyunting file contoh untuk disesuaikan dengan kebutuhannya.

Mudah-mudahan peserta pelatihan dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dan sedikit tulisan ini juga bisa memberi manfaat kepada yang lain.

[+/-] Selengkapnya...

Senin, 26 Oktober 2009

TTS dengan HotPotatoes

Pada posting sebelumnya telah dibahas penggunaan TTS untuk pembelajaran dan bagaimana membuat TTS ataupun WordSearch menggunakan aplikasi Wordcross Forge. Mekipun ada versi gratisnya untuk ujicoba, Versi full-version dari aplikasi yang dikembangkan oleh Sol Robot ini tidak gratis, dijual USD 45 (atau sekitar IDR 426.000) per paket. Harga yang cukup mahal untuk guru dan murid di sekolah-sekolah Indonesia, terutama yang di daerah dan pelosok.
Untunglah saat ini telah ada aplikasi sejenis yang bisa diperoleh gratis, namanya Hot Potatoes (biasa disebut HotPot).


Sebagaimana Wordcross Forge, HotPot yang dikembangkan oleh Half-Baked Software Inc. ini sebelumnya merupakan aplikasi berbayar juga. Pada saat itu sebenarnya juga dirilis versi gratisannya. Hanya free version ini, meskipun bukan trial, fiturnya terbatas. Setahu saya sejak awal Oktober 2009 ini HotPot dilepas sebagai freeware oleh pengembangnya. Jadi bagi para guru - atau siapa saja - yang mau bikin TTS tidak perlu harus mengeluarkan biasa lagi. Cukup unduh aplikasi HotPot ini, install pada komputer, serahkan kata-kata yang akan dijadikan soal untuk dibuatkan TTS secara otomatis oleh HotPot.

Kelebihan HotPot ini, selain bisa diunduh gratis, adalah bahwa ia merupakan aplikasi untuk pembelajaran yang lebih lengkap. Ia terdiri dari beberapa modul yang masing-masing memiliki kegunaan yang khas. Untuk keperluan pembuatan TTS sendiri tersedia modul JCross. Modul-modul yang lain, yaitu: JQuiz (untuk membuat soal-soal pilihan ganda atau jawaban ringkas), JClose (untuk membuat soal-soal isian yang panjang), JMatch (untuk membuat soal-soal mencocokkan), JMix (untuk membuat soal dengan kata-kata acak), dan The Masher (untuk mengorganisasikan berbagai macam pertanyaan).

Saya pribadi menyukai cara yang digunakan modul JCross pada HotPot ini untuk membuat TTS. Modul ini menyediakan fungsi pembuatan crossword grid secara otomatis (klik pada menu Manage Grid, lalu Automatic Grid Maker). Fungsi ini memungkinkan kita untuk mengentri kata-kata yang akan digunakan dalam menyusun TTS secara keseluruhan terlebih dahulu. Tidak perlu berfikir tentang soal (clue) untuk masing-masing kata tersebut. Cara ini meringankan kita mengingat dan berfikir kata apa yang harus dipasang dalam TTS.




Gambar 1. Tampilan Automatic Crossword Grid Maker




Setelah semua kata penyusun TTS dientrikan, klik pada tombol Make the grid. Modul JCross akan menyusun kata-kata yang dientrikan ke dalam bentuk TTS.



Gambar 2. Tampilan Grid hasil bentukan otomatis



Setelah grid terbentuk barulah kita mulai buatkan soal (clue) untuk setiap kata yang kita gunakan dalam TTS. Untuk melakukan hal ini bisa diklik pada tombol Add Clues.



Gambar 3. Kotak dialog pengisian soal.

Setelah semua kata selesai dibuatkan pertanyaannya, maka langkah terakhir adalah menyimpan dan atau mencetak TTS. TTS pada HotPot dapat disimpan ke dalam beberapa format, antara lain untuk disimpan sebagai halaman web, SCORM, atau paket ZIP. Format SCORM memungkinkan TTS untuk diintegrasikan dengan paket-paket eLearning yang menerima format tersebut, misalnya Moodle dan WebCT. Untuk mencetak TTS, JCross menggunakan format web yang khusus untuk dicetak. Pencetakaannya dilakukan melalui aplikasi browser, misalnya Internet Explorer atau Mozilla Firefox. Hasil halaman web untuk dicetak ini berbeda dengan pilihan simpan dalam bentuk halaman web. Pilihan Create Web Page (dari menu File) tersebut menghasilkan halaman web berupa TTS interaktif yang cukup canggih.

Ide Pembelajaran:

Karena aplikasi ini dapat diperoleh tanpa harus membayar, maka memudahkan untuk mendistribusikannya kepada para siswa. PR yang diberikan kepada siswa justru tugas pembuatan TTS. Karena umumnya sifat generasi sekarang ini savvy tech, maka tugas sejenis ini lebih menyenangkan bagi mereka. Juga, PR membuat soal menuntut mereka untuk lebih intensif belajar. Mula-mula mereka harus memilih kata/konsep yang akan dijadikan TTS. Ketika melakukan itu, ia akan memindai seluruh ingatannya tentang konsep-konsep yang relevan. Setelahnya barulah ia akan membuat kalimat pertanyaan tentang konsep tersebut. Karena intensitasnya yang lebih tinggi, dapat diharapkan bahwa rekaman konsep di dalam ingatannya lebih mendalam dan penguasaan konsepnya lebih baik. Untuk mengoptimalkan penugasan ini dapat diikuti dengan kontes TTS terbaik, misalnya 10 besar, lalu dilanjutkan dengan lomba mengisi TTS di kelas. Dengan demikian motivasi belajar dapat ditingkatkan dan cakupan belajarnya lebih luas.

Semoga bermanfaat.

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 25 Oktober 2009

TTS Pembelajaran dengan WordCross Forge

Pekerjaan Rumah atau yang sering disingkat saja dengan PR selalu dianggap penting oleh setiap pengajar. Karena itu, ia selalu menjadi bagian dari rencana pembelajran untuk semua mata pelajaran atau mata kuliah. Namun demikian, PR yang bertubi-tubi dan terus menerus justru bisa membebani si siswa. Beban yang berlebihan tersebut tentu saja bisa berakibat kurang baik bagi proses belajar mengajar secara keseluruhan. Namun demikian, pemberian PR yang dikemas dengan baik berpotensi meningkatkan gairah belajar siswa. Berikut ini adalah ide pembelajaran menggunakan teka-teki silang.

Teka-teki silang, atau biasa disingkat TTS (crossworld, dalam bahasa Inggris) merupakan permainan asah otak yang banyak disukai orang. Banyak orang mencari buku atau majalah yang khusus berisi TTS, kemudian menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan soal-soal di dalamnya. Sifatnya yang mengasah otak dan menarik ini menjadikan TTS berpotensi digunakan dalam proses pembelajaran. PR yang disajikan berupa TTS dapat membantu siswa mengerjakannya dengan hati yang senang. Gairah mengerjakan TTS, selanjutnya berpotensi untuk meningkatkan proses memorizing dan penguasaan konsep. Potensi yang demikian dapat dioptimalkan dengan mengkombinasikan untuk membuat nominasi secara periodik di kelas. Pekerjaan siswa yang terbaik di pajang di dinding kelas, atau di beri insentif lainnya.

Meskipun potensi TTS untuk pembelajaran sangat baik, namun banyak guru sulit mengimplementasikannya. Bagi sebagian mereka, membuat TTS itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Beruntung saat ini banyak dibuat orang aplikasi komputer untuk pembuataan TTS ini. Di antaranya adalah Crossword Forge, Hot Potatoes, dan lain-lainnya. Pada posting ini akan dibahas pembuatan TTS menggunakan Crossword Forge.

Pada Crossword Forge, pembuatan TTS dilakukan secara otomatis dengan mudah. Pengguna tidak perlu membuat kotak-kotak secara manual. Aplikasi akan menata kata-kata jawaban secara otomatis membentuk teka-teki silang dan membuat kotak-kotak isiannya. Langkah-langkah pembuatan TTS menggunakan perangkat lunak Crossword Forge adalah sebagai berikut:



  1. Setelah perangkat lunak ter-install, mulai dengan membuat file project baru.


  2. Tentukan Judul TTS dan keterangannya melalui Tab Title.



  3. Masukkan soal dan jawaban. Pilih tab Clue lalu masukkan soal pada kotak Clue dan jawaban pada kotak Answer. Masukkan soal dan jawaban sebanyak anda inginkan dan tidak perlu memikirkan bagaimana nanti TTS-nya akan disusun.



  4. Atur latar belakang. Untuk membuat TTS tampil lebih menarik tambahkan gambar di belakang TTS. Pilih Tab Backdrop lalu pilih Solid Backdrop untuk memberi warna tertentu atau Picture Backdrop untuk menggunakan gambar lain. Untuk contoh digunakan pilihan tanpa latar belakang (No Backdrop). Untuk TTS yang akan dicetak dan difotokopi untuk dibagikan ke siswa, sebaiknya gunakan pilihan tanpa backdrop ini.



  5. Buat TTS. Klik pada tab Puzzle. Anda bisa meng-klik pada tombol Make Puzzle untuk langsung membuat TTS anda. Selain TTS, Crossword Forge juga bisa membuat pencarian kata (Word Search). Untuk membuat wordsearch, gunakan pilihan WordSearch. Pada gambar berikut ini ditampilkan contoh hasil Wordsearch. Untuk pilihan pengaturan pembuatan TTS maupun WordSearch dapat dilihat pada tab Advance.



  6. Langkah terakhir, anda dapat mencetak atau mengekspor TTS anda. Pilih yang anda inginkan dari menu File. Anda dapat mengekspor TTS maupun WordSearch anda ke format Flash, Web, atau PDF. Format Text akan menghasilkan baris soal dan jawaban saja, tanpa TTS ataupun WordSearch.

Contoh tampilan WordSearch.

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 23 Oktober 2009

Grogi dalam presentasi

Assalamu'alaikum pak, saya mahasiswa kehutanan. Saya mau tanya bagaimana caranya menghilangkan rasa grogi? Karena saya orangnya grogian tiap kali mau presentasi atau apalah itu. Saya slalu grogi dan merasa tidak pede.


Jawab.

Wa'alaikum salam.
Saya dulu juga pernah mengalami. Seingat saya karena sebelum presentasi saya berfikir yang tidak-tidak. Misalnya bagaimana kalau penampilan saya kurang baik, bagaimana kalau ada pertanyaan2 yang tidak bisa saya jawab, bagaimana kalau ada yang mencemooh, bagaimana kalau saya tidak menguasai masalah, dst. Ternyata, dari berbagai pengalaman itu tidak terjadi. Itu hanya ilusi yang terbentuk dalam pikiran kita. Ilusi itu yang dibisikkan setan agar kita tidak maju-maju. Jadi, saran saya:


  1. Sering-sering baca ta'awudz: A'udzubillahiminasysyaithonirrodzim, aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Syukur-syukur kalau anda bisa selalu menjaga wudlu anda. Bukan maksud saya anda harus berwudlu untuk berpresentasi, tetapi dengan keadaan diri selalu dalam kesucian wudlu insya Allah membantu membersihkan hati dari syak wasangka.

  2. Rileks saja, positif thinking bahwa hal-hal negatif yang biasa kita pikirkan itu sebenarnya tidak ada. Syukur kalau bisa menghilangkan sama sekali bayangan negatif itu. Seperti dikemukakan sebelumnya, hal itu adalah bisikan setan yang memang bertekad membuat anda tidak sukses sehingga bisa lebih mudah mengikuti jalan mereka.

  3. Hindarkan diri anda dari perasaan tidak menguasai masalah. Tentu itu berarti anda harus menyiapkan diri sebaik-baiknya. Perasaan ini terutama muncul jika kita memang merasa persiapan kita kurang maksimal. Tapi, jika telah berusaha maksimal perasaan itu masih muncul, pikirkanlah kenyataan bahwa audiens anda juga manusia biasa yang sangat mungkin penguasaan masalahnya seimbang saja dengan anda. Mereka bukanlah makhluk yang diberi keistimewaan luar biasa melebihi anda.

  4. Jangan takut ditertawakan. Berfikirlah selalu bahwa anda memang harus membuat orang lain tertawa sehingga presentasi anda menyegarkan dan menyenangkan orang lain. Bahkan sangat perlu anda menyiapkan humor di sela-sela presentasi anda, tidak peduli bahwa itu adalah presentasi ilmiah di kelas atau seminar. Jadi nikmatilah presentasi anda dan tertawalah bersama audiens anda.

  5. Jangan takut dicemooh. Hilangkan prasangka buruk anda kepada audiens: bahwa mereka pasti akan mencemoohku. Justru ketakutan dan prasangka itu sendiri yang akan mengundang orang lain untuk mencemooh. Mengapa? Sangat boleh jadi ketakutan dicemooh justru membuat sikap anda terlihat konyol sehingga mendorong audiens meremehkan anda. Sesungguhnya Allah itu mengikuti persangkaan hambaNya: kalau anda berprasangka audiens anda menyeramkan maka memang mereka menyeramkan bagi anda dan sebaliknya.

  6. Bersikaplah terbuka terhadap masukan dan kritik. Tidak ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Setidaknya anda bisa menjawab: "Wah, saya tidak tahu tentang hal itu. Insya Allah nanti akan saya pelajari lagi". Tidak perlu malu mengeluarkan jawaban ini. Juga tidak perlu menolak jika ada yang memberi masukan perbaikan. Presentasi bukan suatu arena untuk menampilkan citra bahwa andalah yang paling superior. Tidak! Presentasi biasanya dimaksudkan untuk berbagi informasi dan pengetahuan atau ketrampilan dengan orang lain. Jadi cukup pikirkan apa yang bisa anda berikan kepada orang lain, bukan "saya harus terlihat yang paling berkompeten tentang masalah itu".

Semoga bermanfaat. Wallahu'alam bishshowab.

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 22 Oktober 2009

PowerPoint? NO!

Apakah pernah anda menanyakan ke siswa/mahasiswa anda tentang apa yang mereka rasakan saat guru/dosen mereka menyajikan presentasi PowerPoint di kelas? Suatu ketika, saya melakukannya pada kelas yang saya ampu. “Apakah dosen-dosen anda menggunakan PowerPoint?”. Jawaban mereka, hampir semua dosen menggunakan PowerPoint. Selanjutnya saya tanyakan, “Apakah penggunaan PowerPoint tersebut berguna meningkatkan kemampuan belajar mereka?”. Mereka rupanya merasakan hal yang sama dengan yang saya rasakan ketika mengikuti suatu presentasi di pelatihan atau seminar atau konferensi. Mereka umumnya merasa sang presenter terlalu terfokus pada presentasinya dan tidak memperhatikan penghuni kelas.


Sebagian dari masalah tersebut bisa muncul dari keterbatasan teknologi. Jika sang presenter tidak memiliki remote mouse untuk mengendalikan PowerPoint-nya, ia menjadi tidak leluasa meninggalkan podium karena harus meng-klik untuk tampilan slide berikutnya. Ketidakmampuan untuk bergerak leluasa ini menghambat seorang preenter untuk lebih dekat dengan audiensnya dan mampu melihat dengan cermat bila ada yang ingin (tapi ragu) bertanya. Walaupun demikian, bagian dari masalah tersebut sangat boleh jadi muncul dari kenyataan bahwa pengajar cenderung terfokus pada teknologi dan mengabaikan audiensnya.

Harapan dari audiens adalah bahwa sang pengajar tidak sekedar mendemonstrasikan bahwa ia menggunakan teknologi di kelas. Yang sering terjadi adalah bahwa pengajar terlalu terfokus pada aspek teknis dari presentasi daripada informasi yang dipresentasikan. Seringkali juga mereka dibuat frustasi oleh tampilan teks dan gambar yang bergerak di layar sehingga kehilangan substansi isinya.

Marilah sekali-sekali kita mencoba memperhatikan hanya kepada peserta belajar di kelas dan mengabaikan apa yang dipresentasikan dengan PowerPoint di depan kelas. Ketika presenter menggunakan animasi (misalnya kemunculan teks di layar), apakah kita melihat kepala audiens bergerak mengikuti animasi teks tersebut? Mungkin sang presenter menggunakan fitur untuk memunculkan hanya satu teks pada satu saat. Apa yang menjadi tujuannya? Apakah agar audiens tetap bersama dengan aliran pembahasan yang disajikannya? Jika dilakukan jarang-jarang mungkin hal tersebut dapat efektif, tapi yang saya rasakan adalah saya ingin segera meninggalkan ruangan karena capek menunggu informasi yang akan muncul di layar.

Ada mahasiswa yang mengeluh karena merasa direndahkan dengan gaya mengajar seseorang. Ia menganggap sang pengajar menilainya sebagai orang yang tidak bias membaca karena pengajar tersebut membaca ulang teks seiring dengan animasi pemunculannya. Membaca tampilan pada PowerPoint kata demi kata tidak hanya terjadi di kelas, tapi saya juga menyaksikan pada berbagai seminar dan konferensi. Presenter memunggungi audiens atau hanya terpaku pada layar monitornya dan tidak pernah melihat audiens. Ketrampilan presentasi yang kurang bagus? Tidak menguasai topik? Mungkin saja, tapi bisa juga karena penggunaan teknologi yang kurang baik.

Ketika membaca tampilan di layar saya berfikir, “Saya dapat membacanya, tapi apa maksudnya? Kenapa saya harus mendengarkan anda (pengajar)? Kalau tidak ada informasi tambahan dari yang ada di slide, mengapa tidak disalinkan saja file-nya jadi saya bias sambil mengerjakan yang lain?” Saya kadang sampaikan di kelas-kelas saya, “Tidak usahlah menggunakan PowerPoint kalau hanya untuk tidak memperbaiki kualitas belajar. PowerPoint? NO!.” Mahasiswa saya sering tertawa ketika saya menyampaikan hal ini, tapi mereka segera memahami ketika mereka perhatikan alasan-alasan saya. Seberapa sering anda menghadiri presentasi dimana penyajinya menggunakan 80 slide dalam satu jam sesi dan masing-masing slide hanya memuat satu baris informasi. Mungkin ada kontes yang saya belum tahu, slide terbanyak dalam satu jam. Atau penyajian PowerPoint dengan informasi yang sangat banyak per slidenya, sampai-sampai tidak terbaca sama sekali oleh audiens. Bahkan oleh audiens yang duduk di barisan depan. Teksnya sangat kecil dan skema warnanya membuatnya sulit untuk dibaca.

PowerPoint? NO!
Good Presentation? YES!

[+/-] Selengkapnya...